Artikel ini sebenernya tugas Ilmu Lingkungan,dan gue harus ngirimin artikel ni ke koran,karna gue gak tau harus berbuat apa pada sang penerbit dan toko koran terdekat jadinya gue dengan stulus hati menghemat biaya dan dengan sedikit polesan make-up pada artikel pertama gue ini jadinya gue terbitkan di blog ini.
Artikel ini bertemakan "Keyakinan agama, budaya, dan tradisi"
Artikel ini bertemakan "Keyakinan agama, budaya, dan tradisi"
Maaf kalo tulisannya jelek ,, mungkin faktor yang nulis kali ya?? ataaau faktor yang baca??? !!! *nahloh
yaudah lah ya
" jangan ada yang tersinggung ya,, "
HAPPY READING GUYS :)
Bukan Kita Lo !!!
Agama
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah sistem yang mengatur tata keimanan atau kepercayaan dan peribadatan
kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan
manusia dan manusia serta lingkungan sekitarnya. Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi
ke generasi. Sedangkan tradisi adalah
suatu kebiasaan adat suatu suku atau penduduk yang dimana kebiasaan dan
pola-pola itu meniru orang tua terdahulu sebelum mereka.
Kita tahu bahwa memeluk suatu keyakinan atau agama adalah
hak setiap warga Negara. Tapi dalam kejadian yang
sebenarnya ada beberapa
kejanggalan yang sering terjadi dikehidupan bermasyarakat khususnya
masyarakat Indonesia sendiri. Masalah yang sering terjadi masa-masa ini adalah keyakinan agama, budaya dan tradisi yang
sering dicampur adukkan oleh masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda
Indonesia sehingga semua hal yang dilakukan atas nama agama, budaya, dan
tradisi sudah tidak murni lagi. Misalnya saja pada perayaan valentine yang
baru-baru ini menjadi buah bibir dari masyarakat Indonesia, khususnya generasi
muda Indonesia. Perayaan valentine bukan merupakan budaya dari agama islam,
melainkan suatu perayaan yang dibuat oleh umat nasrani, akan tetapi di
Indonesia sudah menjadi tradisi yang tidak bisa di tinggalkan begitu saja oleh
generasi muda yang notabene adalah masyarakat yang beragama islam.
Saya
sebagai generasi muda Indonesia juga merasakan suatu kejanggalan pada budaya saya yaitu budaya Minangkabau.
Minangkabau memiliki semboyannya “adat
basandi syarak, syarak basandi kitabullah”. Akan tetapi pada kenyataannya
ada segelintir orang yang mengedit budaya minang contohnya saja pada upacara “batagak rumah”, pada prosesi batagak
rumah ada bagian dimana posesi penyiraman darah ayam keatap rumah. Katanya, ini
bertujuan agar rumah mendapatkan
perlindungan dan terhindar dari bencana yang akan terjadi. Dalam alquran dan
hadist sendiri tidak pernah membahas hal tentang itu, tapi hal ini juga sudah
menjadi tradisi bagi masyarakat sekarang yang sudah dibawa karena pegaruh
masyarakat zaman dulu yang memilikikepercayaan anmisme.
Dari
semua contoh yang telah disebutkan diatas, sudah tentu ada penyebabnya.
Penyebabnya yaitu perkembangan zaman yang mendunia atau disebut juga dengan
globalisasi dan Indonesia sendiri merasakan dampaknya. Globalisasi sebagai
transportasi tradisi, sehingga hal-hal yang tidak sesuai dengan budaya di
Indonesia sudah menjadi budaya di Indonesia dan hal-hal yang tidak sesuai
dengan tradisi di Indonesia juga sudah menjadi tradisi di Indonesia.
Ketika
budaya luar masuk ke Indonesia, kebanyakan orang berpindah dan mengikuti budaya
tersebut dan menjadi tradisi dan pada akhirnya budaya dan tradisi bangsa
Indonesia yang sebenarnya dilupakan saja dan bahkan bisa tidak nampak lagi
kepermukaan. Setelah tenggelam dan tiba-tiba budaya itu diakui dan dimanfaatkan
oleh bangsa lain barulah Indonesia kembali berang dan memohon-mohon untuk
mengembalikan dan mengakui bahwa budaya itu adaalah budayanya.
Melihat
kejadian yang telah terjadi diIndonesia sebelum-sebelumnya, apakah kita sebagai
generasi muda hanya diam saja? Tentu tidak. Kita harusnya bisa memilah-milah
mana yang baik untuk diri kita dan bangsa kita. Kita harus meletakkan sesuatu
pada tempatnya dan bisa menjaga kemurnian dari agama, budaya dan tradisi itu
sendiri. Hal yang paling sensitive yang dirasakan adalah agama. Agama tidak
bisa memasukkan tradisi atau budaya dari agama lain kedalamnya, karena agama
adalah keyakinan sejak
lahir yang dipercaya da merupakan suatu cara penghambaan manusia kepada
Tuhannya.